By: Apreleanoni
Demam merupakan gejala yang sering terjadi
dan sering ditemukan disekitar kita. Demam menjadi suatu gejala yang menandakan
adanya gangguan atau ketidakseimbangan yang terjadi dalam tubuh. Dikatakan
demam apabila suhu tubuh naik >0,5 ‘ C.
Secara umum demam ini merupakan respon
pertahanan tubuh untuk menghindar atau menghilangkan gangguan atau
ketidakseimbangan yang ada dalam tubuh. Bila penyebab itu hilang maka suhu
tubuh juga akan kembali normal. Hal yang
paling sering menyebabkan gejala demam ini adalah adanya infeksi, baik oleh
virus, jamur, bakteri ataupun parasit. Namun demam juga bisa disebabkan oleh
penyabab non infeksi seperti karena
infak miokardial, emboli paru, Neoplasma, trauma atau setelah
pembedahan.
Namun perlu diperhatikan juga bahwa adanya kenaikan suhu tubuh juga dipengaruhi
oleh keadaan normal tubuh seperti setelah berolahraga, siklus tidur, siklus
Menstruasi pada wanita dan pada wanita menopause.
Perlu diketahui juga ternyata saat terjadi
demam juga terjadi beberapa perubahan
dalam sistem tubuh yaitu pada sistem saraf (sakit kepala, irritability,
delirium, halusinasi, kejang demam pada anak), sistem jantung pembuluh darah (
suhu naik 1 ‘ C akan membuat detak jantung bertambah 10bpm), sistem pernafasan
(hiperventilasi/ nafas cepat sehingga terjadi alkalosis respiratori), sistem
pencernaan (tidak nafsu makan, sakit perut, konstipasi, muntah), sistem imun
(APP complement, aktivasi limfosit)
Untuk mengetahui penyebab demam kita perlu
tahu kemungkinan apa penyebabnya dan bisa juga dilihat dari pola demam yang
terjadi. Terdapat beberapa jenis pola
demam yaitu:1
Sustained fever, interminttent fever,
remitten fever dan relapse fever.
Sustained
fever, pola
demam dengan gambaran demam yang cenderung stabil atau menetap namun berada
diatas suhu normal. Pola ini tampak pada kerusakan hipotalamus.
Intermittent
fever, merupakan demam yang naik turun yang sempat
mencapat suhu normal. Pola ini biasanya tampak pada malaria vivax dan
malaria tertian.
Remitten
fever, pola deman naik turun tapi tidak mencapai
suhu normal, ini biasa ditemukan pada demam typoid.
Relapse
fever, pola demam ketika infeksi kembali terjadi
karena penyembuhan infeksi sebelumnya belum tuntas.
Demam juga dapat dibedakan menjadi akut
(<2minggu) dan prolong (>2minggu). Pada demam akut dapat disebabkan
karena infeksi sistemik dan infeksi organ tertentu. Sementara pada demam
prolong yang biasanya disebabkan infeksi
TB atau non infeksi seperti kanker dan autoimun.
Demam bisa karena infeksi, Demam berdarah,
Demam tifoid, Malaria dan penyebab lainnya.
Demam Tifoid bisa terjadi karena makanan yang
terkontaminasi. Gejala yang muncul pada Minggu 1 adalah demam, sakit kepala,
pusing, nyeri otot, anoreksia, mual muntah, konstipasi, diare, tidak enak perut,
batuk dan mimisan. Demam meningkat pada sore hingga malam hari. Pada minggu
2 gejala lebih jelas seperti bradikardi,
lidah berselaput putih, hepatosplenomegali, gangguan mental.
Malaria ditandai dengan trias malaria yaitu demam,
menggigil, berkeringan. Dapat juga merasakan sakit kepala, mual muntah, diare,
nyeri otot. Adanya riwayat berpergian dam bermalam dalam 1-4 mingu di daerah
endemik malaria. Pada kasus infeksi
falciparum demam baru turun setelah diberi Kina setelah sebelumnya tidak mempan
diberi kloroquin.
Referensi:
Tanzil A.
Pathophysiology of Fever. Deptartemen of Phyiology. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
No comments:
Post a Comment