Hallo semuanya kali ini aku mau review tentang diskusi siang
tadi Rabu 16 Agustus 2017 di dept Bedah Vaskular. Jadi siang tadi kami
sekelompok yang terdiri dari 7 orang seperti biasa melakukan diskusi setelah
sebelumnya melewati Bedah Torak dan Kardiovaskular (BTKV) pada 2 hari
sebelumnya.
Ceritanya minggu ini jadwal kelompok aku adalah di dua
divisi yaitu BTKV dan Bedah Vaskular kalo gak salah ya, Bener sih kayanya. Nah
setelah tadi melewati perhelatan yang cukup panjang melawan kantuk karena habis
jaga dan kepastikan yang akan membimbing diskusi kami akhirnya berakhir pada
satu keputusan yaitu kami diskusi dengan dr Akhmadu, Ph.D, SpB(K)V. Beliau
adalah Koordinator Kemahasiswaan FKUI dan bagian dari divisi bedah vaskular di
dept bedah fkui-rscm.
Siang tadi kami baru pertama kali bertemu dan seperti biasa
pertanyaan yang terlontar pertama kali adalah apa yang mau kami dapat selama di
bedah vaskular ini, mengingat rotasi di sini hanya satu setengah hari karena
ada potongan libur tanggal 17 Agustus. Kembali membuka SKDI dan tampaklah
beberapa list kompetensi yang harus dikuasai dokter umum dalam bidang vaskular
yaitu:
-
Penyakit Raynaud (Kompetensi 2)
-
Trombosis arteri (Kompetensi 2)
-
Koarktasio aorta (Kompetensi 1)
-
Penyakit Buerger’s / Thromboangiitis Obliterans (Kompetensi 2)
-
Emboli Arteri (Kompetensi 1)
-
Subclavian Steal syndrome (Kompetensi 1)
-
Aneurisma Aorta dan Aneurisma diseksi
(Kompetensi 1)
-
Klaudikasio (Kompetensi 2)
-
Tromboflebitis (Kompetensi 3A)
-
Limfangitis (Kompetensi 3A)
-
Varises : Primer, sekunder (Kompetensi 2)
-
Obstructed
venous return (Kompetensi 2)
-
DVT / Trombosis Vena Dalam (Kompetensi 2)
-
Emboli Vena (Kompetensi 2)
-
Limfedema: primer, sekunder (Kompentsi 3A)
-
CVI / insufisiensi vena kronik (Kompetensi 3A)
Itu yang ada di SKDI, nah selanjutnya ada juga yang di tulis
di BPKM Rotasi BEDAH yaitu:
·
Anamnesis+PF
Vaskuler
·
Tromboflebitis
·
Limfangitis
·
Limfedema
·
Insufisiensi
vena kronik
Nah itu
dia yang harus diketahui dan dikuasai oleh kami selama satu setengah hari
kedepan.
Selanjutnya
kita ke cara berfikir LOGIKA ya guys, karena kalo dihafal gak akan mungkin
begitu banyak materi kedokteran iya kan? Yang penting kita tau Anatomi,
fisiologi dah selanjutnya untuk kelainan dan tindakan yang dilakukan ya
berdasarkan hal tersebut makanya harus hafal.
Dalam
sistem Vaskular yang terlibat adalah:
1.
Arteri
2.
Vena
3.
Limfatik
Untuk itu
kita perlu tau anatomi dari ketiga sistem tersebut.
Apa beda
vena dan arteri? Dari segi struktur dan fungsi?
Sistem
limfatik/Lymphoid system memiliki
fungsi untuk menyediakan drainase dari kelebihan cairan di jaringan dan adanya
leakage/ kebocoran dari plasma protein pada pembuluh darah. Selain itu bisa juga
berperan dalam membuangdebris dari dekomposisi seluler dan infeksi.
Selanjutnya
kita bahas satu persatu tentang Penyakit yang tadi masuk dalam SKDI nih satu”
ya, oiya sebenernya kami disarankan untuk membaca lebih lanjut di textbooknya
jadi pas diskusi tadi diberi gambaran aja outline apa aja yang perlu kita tau dan pelajari lagi.
Diawali
dengan pertanyaan apa perbedaan antara trombosis, flebitis dan tromboflebitis?
Jawabanya
kita lihat definisi dari masing-masing ya...
Trombosis:
ada penyumbatan di vena
Flebitis:
ada reaksi inflamasi di vena
Tromboflebitis: ada penyumbatan dan reaksi inflamasi di vena
Selanjutnya
kalian akan ditanya lagi nih, jadi faktor apa yang dapat mempengaruhi trombosis?
ya, jawabanya Trias Virchow
Trias
Vircow merupakan tiga (3) faktor yang berkontribusi terhadap trombosis yaitu:
1.
Gangguan/
kerusakan endotel à Dinding Pembuluh darahnya
2.
Hiperkoagulabilitasà Darahnya
3.
Statis
à Alirannya
Kerusakan endotel dapat disebabkan karena adanya disfungsi ataupun memang
karena rusak. Disfungsi endotel dapat ditemukan pada faktor risiko berupa
hipertensi dan riwayat merokok. Sementara pada kerusakan endotel dapat
ditemukan karena tindakan bedah, pemasangan kateter atau IV Line dan adanya
trauma pada dinding pembuluh darah.
Gangguan hiperkoagulabilitas dapat disebabkan oleh kelainan
herediter atau acquired. Herediter misalnya pada defisiensi protein c dan s,
Faktor V Leiden, mutasi protrombin G, antitrombin III abnormal. Untuk acquired
misalnya pada kanker, kemoterapi, obesitas, dan kehamilan. Lymfoma hodgkin,
leukimia, trombositopenia, cryoglobulinemia dan nocturnal paroxysmal
hemoglobinuria.
Statis
terjadi pada kondisi saat imobilitas dan polisitemia yang sebenarnya kondisi ini juga dapat
menunjukan kerusakan endotel juga. Misal pada varises.
Oiya
tambahan lagi, untuk kerusakan endotel bisa juga terjadi karena adanya bahan
yang iritatif yang dimasukan melalui pembuluh darah. Namun sebenarnya kita
memang harus tau karena ada batasannya kapan kita memasukan cairan melalui vena
perifer dan mana yang harus melalui vena sentral. Hal ini tergantung pada
osmolaritas cairan yang dimasukan. Batas osmolaritas cairan yang bisa dimasukan
lewat vena perifer adalah 700 kalau lebih dari itu disarankan lewat akses vena
sentral saja.
Kenapa?
Karena
vena perifer itu lebih rentan. Rentan terpapar zat iritatif ini lebih lama
karena lumennya lebih kecil sehingga zat yang masuk akan mengalir lebih lama
bila dibandingkan melalui vena sentral kan.
Zat
iritatif yang dimakasud bisa berupa cairan dengan osmolaritas tinggi ataupun
obat-obatan seperti obat kemoterapi.
Varises
juga dapat meningkatakan risiko trombosis, kenapa? Karena kondisi varises kan berkelok-kelok, dan alirannya lebih lambat
jadi lebih statis nah ini masuk dalam kriteria triad virchow yang statis dong.
Pada
wanita lebih beresiko terkena varises lho sist, kenapa coba? Karena faktor
hormonal nih, hormon apaan? Hormon estrogen yang berpengaruh terhadap
elastisitas pembuluh darah ya gais....
Obat yang
dapat mempengaruhi kondis Superfisial venous trombosis diantanya ada diazepan,
amiodaron, vancomycin, heroin dan beberapa kemoterapi.
JENIS
dari TROMBOFLEBITIS
-
Tromboflebitis
superfisial dengan varises
-
Tromboflebitis
traumatik
-
Tromboflebitis
septic dan supuratif
-
Tromboflebitis
migran, pada PF ditemukan kemerahan disebanjang vena yang terlibat.
-
Mondor’s
disease: tromboflebitis torakoepigastric vein dari dinding dada dan payudara.
Diagnosis:
Anamnesis,
PF, Penunjang
Tatalaksana
Heparin,
NSAID, Surgery, Terapi Lokal
Bagaimana
cara pemberian Heparin?
Dalam
pemberian heparin ada dosis inisial dan dosis maintenance.
Mecanism
of action dari Heparin
Heparin
termasuk dalam antikoagulan parenteral yang termasuk dalam glycosaminoglycan yang
ditemukan pada granula sekretori sel mast. Heparin melalui antitrombin
menginhibisi aktivasi faktor koagulasi intrinsik dan common pathway yang
meliputi trombin, Xa dan XI a namun heparin juga memiliki aktivitas kecil dalam
melawan faktor VIIa. Antitrombin merupakan suicide
substrate bagi protease ini. Heparin akan meningkatkan ikatan reaksi
trombi-antitrombin melalui sbg template katalisasi bagi inhibitor dan
protease.
Pemberian
heparin dapat diberikan secara IV atau Subkutan. Paling sering diberikan secara
IV. Pada pemberian full dose heparin biasanya diberikan secara continous
melalui infus IV. Sementar untuk penanganan tromboemboli vena diperlukan dosis
inisiasi yaitu
-
Bolus
5000 unit dilanjutnkan 1200 – 1600 unit/ jam yang diberikan melalui pump infus
Perlu
dilakukan pengecekan APTT secara berkala.
Lalu
kapan pake heparin subkutan? Biasanya heparin subkutan dberikan saat
pengguanaan warfarin dikontraindikasikan seperti saat hamil.
Bagaimana
pemberian Warfarin?
Warfarin
bekerja sbg antikoagulan dengan sbg antagonis vitamin K.
Oral
antikoagulan warfarin ini digunakan untuk mencegah progresi atau kejadian
trombosis vena dalam, bisa juga sebagai pencegahan untuk tromboembolism saat
dilakukan operasi.
Dosis yg
digunakan pada dewasa (warfarin yg digunakan biasanya Coumadin) adalah 5 mg /
hari dalam 2-4 hari dilanjutkan 2-10mg/ hari tergantung dari INRnya.
Pemberiannya
oral, bisa IV tapi perlu penyesuaian dosis, IM tidak direkomendasikan karena
bisa meningkatkan risiko hematoma.
Untuk
mencegah tromboembolism kapan pakai Heparin dan kapan pakai warfarin???
Pertama
pakai heparin dulu 10-14 hari dilanjutkan dengan warfarin 4-6 hari sebelum
penghentian heparinnya. Heparin diberikan pada kondisi akut sementara kalau
warfarin tidak bisa diberikan pada kondisi akut dalam terapi tunggal untuk
trombosis akut karena efek antitrombostik 60 jam atau sekitar 3 hari.
No comments:
Post a Comment