Thursday, 23 March 2017

Hipertensi pada Kehamilan



by: Noni Apreleani S.Ked

Wanita yang Hamil memiliki potensi mengalami berbagai risiko dari Kehamilan. Risiko yang perlu diwaspadai dan cukup sering ditemui adalah Tekanan Darah Tinggi/ Hipertensi. Hipertensi pada kehamilan merupakan kondisi dimana tekanan darah ≥140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak antar pemeriksaan 4-6 jam. Bila ditemukan tekanan darah ≥140/90 mmHg selanjutnya lakukan pemeriksaan Urin (tes celup Urin/ Urin 24 jam untuk mencari adanya protein dalam urin) untuk menentukan Diagnosis. 

Adanya hipertensi pada kehamilan dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu Hipertensi Gestasional,  Hipertensi Kronik, Pre-Eklamsia & Eklamsia, Hipertensi Kronik dengan Superimposed Pre-eklamsia.


  • Hipertensi Gestasional

Hipertensi Gestasional ditemukan pada wanita yang sebelum hamil memiliki tekanan darah yang normal (normotensi) namun tekanan darah meningkat (Hipertensi) setelah usia kehamilan 20 Minggu tanpa disertai Proteinuria (adanya protein dalam urin) dan menghilang setelah persalinan.

  • Hipertensi Kronik

Hipertensi Kronik merupakan hipertensi tanpa proteinuria pada wanita baik saat sebelum hamil, saat hamil dan setelah persalinan.
Bila ibu sudah mendapatkan obat antihipertensi sebelumnya maka obat dapat dilanjutkan selama kehamilan namun perlu diperhatikan beberapa obat antihipertensi yang dikontraindikasikan untuk ibu hamil seperti ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya valsartan) dan klorotiazid.
Bila ibu belum mendapatkan obat antihipertensi maka dapat diberikan bila tekanan darah ≥160/110 mmHg. Perlu diperhatikan bahwa penurunan tekanan darah pada Hipertensi kronik dapat mengganggu perfusi dan tidak ada bukti adanya normotensi dapat memperbaiki keadaan janin dan ibu.
Selain itu dapat diberikan suplementasi kalsium 1,5-2 gram/ hari dan aspirin 75 mg/ hari mulai pada usia kehamilan 20 Minggu.

  • Pre-Eklamsia

Preeklamsia dapat dibedakan menjadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat.
Preeklamsia ringan ditandai dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan ≥20 Minggu dengan Proteinuria tes celup urin +1 atau Pemeriksaan kuantitatif protein urin >300mg/24 jam.
Preeklamsia berat ditandai dengan tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan ≥20 Minggu dengan proteinuria tes celup urin +2 atau pemeriksaan kuantitatif protein urin ≥5 g/24 jam. Dapat disertai keterlibatan organ lain serta tanda preeklamsia berat yaitu sakit kelapa, pandangan kabur dan nyeri ulu hati.

  •  Eklamsia

Eklamsia merupakan kondisi kejang atau koma dengan adanya tanda preeklamsia. Kondisi ini dapat membahayakan bagi ibu dan janin sehingga sebisa mungkin dicegah dengan mengenali dan memberi tatalaksana yang tepat saat ditemukan adanya hipertensi pada kehamilan terutama pada preeklamsia.

  • Hipertensi Kronik dengan Superimposed Pre-eklamsia

Hipertensi Kronik dengan Superimposed Pre-eklamsia adalah ibu dengan adanya riwayat hipertensi kronik (hipertensi pada usia sebelum hamil) disertai dengan adanya proteinuria >+1 pada usia kehamilan >20 minggu.

Referensi:
Moegni EM, Ocviyanti D [editor]. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan: Pedoman bagi tenaga kesehatan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.pp109-15.

No comments:

Post a Comment

Daftar Nomor Rekening PENIPU

 Beberapa kali hampir tertipu dg berbagai modus Online berikut nomor rekeningnya jadi Hati-hati ya BANK BNI A/N : ROBIATUL ADAWIYAH, NO. REK...