by: Noni Apreleani S.Ked
Wanita yang Hamil memiliki potensi mengalami berbagai risiko
dari Kehamilan. Risiko yang perlu diwaspadai dan cukup sering ditemui adalah Tekanan Darah Tinggi/ Hipertensi. Hipertensi
pada kehamilan merupakan kondisi dimana tekanan darah ≥140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan
dengan jarak antar pemeriksaan 4-6 jam. Bila ditemukan tekanan darah ≥140/90
mmHg selanjutnya lakukan pemeriksaan Urin (tes celup Urin/ Urin 24 jam untuk mencari
adanya protein dalam urin) untuk menentukan Diagnosis.
Adanya hipertensi pada kehamilan dapat dibedakan berdasarkan
penyebabnya yaitu Hipertensi Gestasional, Hipertensi Kronik, Pre-Eklamsia & Eklamsia,
Hipertensi Kronik dengan Superimposed
Pre-eklamsia.
Hipertensi Gestasional ditemukan pada wanita yang sebelum
hamil memiliki tekanan darah yang normal (normotensi) namun tekanan darah
meningkat (Hipertensi) setelah usia kehamilan 20 Minggu tanpa disertai
Proteinuria (adanya protein dalam urin) dan menghilang setelah persalinan.
Hipertensi Kronik merupakan hipertensi tanpa proteinuria
pada wanita baik saat sebelum hamil, saat hamil dan setelah persalinan.
Bila ibu sudah mendapatkan obat antihipertensi sebelumnya
maka obat dapat dilanjutkan selama kehamilan namun perlu diperhatikan beberapa
obat antihipertensi yang dikontraindikasikan untuk ibu hamil seperti ACE
inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya valsartan) dan klorotiazid.
Bila ibu belum mendapatkan obat antihipertensi maka dapat
diberikan bila tekanan darah ≥160/110 mmHg. Perlu diperhatikan bahwa
penurunan tekanan darah pada Hipertensi kronik dapat mengganggu perfusi dan
tidak ada bukti adanya normotensi dapat memperbaiki keadaan janin dan ibu.
Selain itu dapat diberikan suplementasi kalsium 1,5-2 gram/ hari
dan aspirin 75 mg/ hari mulai pada usia kehamilan 20 Minggu.
Preeklamsia dapat dibedakan menjadi preeklamsia ringan dan
preeklamsia berat.
Preeklamsia ringan
ditandai dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan ≥20 Minggu
dengan Proteinuria tes celup urin +1 atau Pemeriksaan kuantitatif protein urin >300mg/24
jam.
Preeklamsia
berat ditandai dengan tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan
≥20 Minggu dengan proteinuria tes celup urin +2 atau pemeriksaan kuantitatif
protein urin ≥5 g/24 jam. Dapat disertai keterlibatan organ lain serta tanda
preeklamsia berat yaitu sakit kelapa, pandangan kabur dan nyeri ulu hati.
Eklamsia merupakan kondisi kejang atau koma dengan adanya
tanda preeklamsia. Kondisi ini dapat membahayakan bagi ibu dan janin sehingga
sebisa mungkin dicegah dengan mengenali dan memberi tatalaksana yang tepat saat
ditemukan adanya hipertensi pada kehamilan terutama pada preeklamsia.
- Hipertensi Kronik dengan Superimposed Pre-eklamsia
Hipertensi Kronik dengan Superimposed
Pre-eklamsia adalah ibu dengan adanya riwayat hipertensi kronik (hipertensi
pada usia sebelum hamil) disertai dengan adanya proteinuria >+1 pada usia
kehamilan >20 minggu.
Referensi:
Moegni EM,
Ocviyanti D [editor]. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan: Pedoman bagi tenaga kesehatan. 1st ed. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.pp109-15.