Friday, 31 March 2017

Stase Pertama sebagai Koass di OBGIN

Asistant Persalinan saat di rs jejaring paling jauh tapi paling enak :D
Foto bersama di RS rotasi pertama di modul Obsetri ginekologi FKUI



Ini adalah salahsatu gambaran dari ruang pemeriksaan di poli obstetri ginekologi pada salahsatu rs jejaring kita, diruangan ini kami membantu dokter serta residen menangani pasien, dan banyak ilmu yang kami dapatkan di tempat ini. terimakasih
Selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Puskesmas ini. untuk jaraknya cukup jauh dengan RSCM tapi ya inilah tantangannya yo gaa :D




Hari pertama di puskesman perwakilan dari kami diminta untuk memberikan informasi terkait kehamilan risiko tinggi/ risti. yang di bawakan oleh Immamurahman taslim dan Fadhli Waznan. Dan nampaknya ibu-ibu kader peserta seminar sangat tertarik denganmateri yang di bawakan oleh teman kita ini.



dua gambar diatas diambil saat kami melakukan kunjungan ke salahsatu posyandu di binaan puskesmas kecamatan pasar rebo.
Bolehlah selfi dikit biar gak panik saat nunggu di poli untuk janji bertemu dengan chief di sana, eh lupa sih chief apa konsulen ya,

Selanjutnya kita juga melakukan penyuluhan dengan tema "PERENCANAAN KEHAMILAN DAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI" yang dibawakan oleh Novitasari Suryaningjati dan Immamurahman Taslim.
suntik KB di poli KB
ada cerita antara tahu bulat dan Raditya dewangga di foto ini. cc: Novitasari, Manya Lay, Immamurahman




nyobain yang hot, ini hot serius richeese.nya level 0 untuk novitasari dah pedes sih. wkwk



Thursday, 30 March 2017

Kapan Ibu Hamil Perlu Melakukan USG?

Pemeriksaan USG merupakan salahsatu pemeriksaan penunjang pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC. Pemeriksaan ANC menurut WHO minimal dilakukan sebanyak 4 kali, ini adalah jumlah minimal yaitu pada
•Trimester 1 : 1 kali
•Trimester 2: 1 kali
•Trimester 3: 2 kali
Sementara anjuran lain (William Obstetric, 23rd Edition) menyatakan pemeriksaan kehamilan dilakukan beberapa kali yaitu pada:
-Usia 0 -28 Minggu : setiap bulan
-Usia kehamilan 28-36 Minggu: setiap 2 minggu
-Usia kehamilan > 36 Minggu : setiap 1 minggu

Dalam proses pemeriksaan kehamilan dilakukan serangkaian hal salah satunya adalah pemeriksaan penunjang seperti USG, pemeriksaan golongan darah dan rhesus, kadar gula darah, kadar HB, Kadar protein urin, Tes BTA,HIV,Malaria dan sifilis. Pemeriksaan USG dilakukan dengan indikasi yang didasarkan pada usia kehamilan. Berikut ini adalah indikasi dari dilakukannya pemeriksaan USG (Ilmu kebidanan sarwono prawirohardji. 2014):
Indikasi pemeriksaan USG pada Trimester I
1.Penentuan adanya kehamilan intrauterin/ di dalam rahim
2.Penentuan adanya Denyut Jantung Janin/ DJJ
3.Penentuan usia kehamilan
4.Penentuan kehamilan kembar
5.Perdarahan pervaginam
6.Terdapat nyeri pelvic
7.Terduga kehamilan ektopik, mola, tumor pelvik, kelainan uterus
8.Membantu tindakan invasif: pengambilan sample jaringan vili koriales, pengangkatan IUD
Indikasi pemeriksaan USG pada trimester II dan III
1.Penentuan usia kehamilan
2.Evaluasi pertumbuhan janin
3.Terduga kematian janin
4.Terduga kehamilan kembar
5.Terduga kelainan volume cairan amnion
6.Evaluasi kesejahteraan janin
7.Ketuban pecah dini atau persalinan preterm
8.Penentuan presentasi janin
9.Membantu tindakan versi luar
10.Terduga: inkompetensia serviks, kehamilan ektopik, plasenta previa, solusio plasenta, kelainan kromosom, kelainan uterus, tumor pelvis
11.Membantu tindakan invasif seperti amniosentesis, kordosentesis, amnioinfusi

By: Noni Apreleani

[Ketahui Perbedaan proses melahirkan pada Kehamilan pertama (Primigravida) dan kehamilan lebih dari 1 (Multigravida)]

Mungkin kalian pernah mendengar bahwa proses persalinan pada ibu dengan kehamilan pertama lebih lama dibandingkan dengan ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya.
Mengapa bisa terjadi demikian? Apasih yang membedakan primigravida dengan multigravida pada proses persalinan normal?

Jadi ternyata memang ada perbedaan diantara keduanya yaitu pada proses persalinan. Intinya dalam proses persalinan terdapat beberapa fase yang perlu dilewati yaitu cervical softening – cervical ripening/ effacement – DilatasiEkspulsi.

Pada Primigravida, rangkaian proses tersebut berlangsung secara bertahap dan cenderung lebih lambat. Pada pembukaan serviks di targetkan pembukaan bertambah 1 cm setiap jam.
Sementara pada Mutigravida, proses effacement dan dilatasi dapat berlangsung secara simultan karena secara struktur pada serviks wanita multigravida menunjukan ostiun internum dan eksternum cenderung sudah terbuka sehingga rangkaian proses persalinan tersebut dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan primigravida. Untuk target pembukaan serviks pada multigravida adalah 1, hingga 2 cm setiap jam. Hal ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan proses persalinan pada multigravida cenderung lebih cepat dibandingkan pada primigravida.

Noni Apreleani
Sumber: Cunningham FG, Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. William Obstetric, 23rd Edition.

Sunday, 26 March 2017

Diabetes Gestasional



By Noni Apreleani, S.Ked
 
Diabetes gestasional adalah kondisi adanya intoleransi glukosa yang ditemukan pertama kali pada kehamilan. Pemeriksaan glukosa sebagai upaya skrining dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu atau pada trimester 3 awal. Pemeriksaan dilakukan 3 kali pada 3 waktu yaitu

  1. Kadar Gula darah puasa. Ibu diminta makan cukup selama 3 hari kemudian puasa 8- 12 jam. Hasil >92 mg/dL
  2. Kadar gula darah 1 jam setelah makan. Selanjutnya ibu diberikan makanan berupa 75 g glukosa dalam 200 ml air kemudian di cek. Hasil >180 mg/mL
  3.  Kadar gula darah 2 jam setelah makan. Hasil >153 mg/mL

Thursday, 23 March 2017

Hipertensi pada Kehamilan



by: Noni Apreleani S.Ked

Wanita yang Hamil memiliki potensi mengalami berbagai risiko dari Kehamilan. Risiko yang perlu diwaspadai dan cukup sering ditemui adalah Tekanan Darah Tinggi/ Hipertensi. Hipertensi pada kehamilan merupakan kondisi dimana tekanan darah ≥140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak antar pemeriksaan 4-6 jam. Bila ditemukan tekanan darah ≥140/90 mmHg selanjutnya lakukan pemeriksaan Urin (tes celup Urin/ Urin 24 jam untuk mencari adanya protein dalam urin) untuk menentukan Diagnosis. 

Adanya hipertensi pada kehamilan dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu Hipertensi Gestasional,  Hipertensi Kronik, Pre-Eklamsia & Eklamsia, Hipertensi Kronik dengan Superimposed Pre-eklamsia.


  • Hipertensi Gestasional

Hipertensi Gestasional ditemukan pada wanita yang sebelum hamil memiliki tekanan darah yang normal (normotensi) namun tekanan darah meningkat (Hipertensi) setelah usia kehamilan 20 Minggu tanpa disertai Proteinuria (adanya protein dalam urin) dan menghilang setelah persalinan.

  • Hipertensi Kronik

Hipertensi Kronik merupakan hipertensi tanpa proteinuria pada wanita baik saat sebelum hamil, saat hamil dan setelah persalinan.
Bila ibu sudah mendapatkan obat antihipertensi sebelumnya maka obat dapat dilanjutkan selama kehamilan namun perlu diperhatikan beberapa obat antihipertensi yang dikontraindikasikan untuk ibu hamil seperti ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya valsartan) dan klorotiazid.
Bila ibu belum mendapatkan obat antihipertensi maka dapat diberikan bila tekanan darah ≥160/110 mmHg. Perlu diperhatikan bahwa penurunan tekanan darah pada Hipertensi kronik dapat mengganggu perfusi dan tidak ada bukti adanya normotensi dapat memperbaiki keadaan janin dan ibu.
Selain itu dapat diberikan suplementasi kalsium 1,5-2 gram/ hari dan aspirin 75 mg/ hari mulai pada usia kehamilan 20 Minggu.

  • Pre-Eklamsia

Preeklamsia dapat dibedakan menjadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat.
Preeklamsia ringan ditandai dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan ≥20 Minggu dengan Proteinuria tes celup urin +1 atau Pemeriksaan kuantitatif protein urin >300mg/24 jam.
Preeklamsia berat ditandai dengan tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan ≥20 Minggu dengan proteinuria tes celup urin +2 atau pemeriksaan kuantitatif protein urin ≥5 g/24 jam. Dapat disertai keterlibatan organ lain serta tanda preeklamsia berat yaitu sakit kelapa, pandangan kabur dan nyeri ulu hati.

  •  Eklamsia

Eklamsia merupakan kondisi kejang atau koma dengan adanya tanda preeklamsia. Kondisi ini dapat membahayakan bagi ibu dan janin sehingga sebisa mungkin dicegah dengan mengenali dan memberi tatalaksana yang tepat saat ditemukan adanya hipertensi pada kehamilan terutama pada preeklamsia.

  • Hipertensi Kronik dengan Superimposed Pre-eklamsia

Hipertensi Kronik dengan Superimposed Pre-eklamsia adalah ibu dengan adanya riwayat hipertensi kronik (hipertensi pada usia sebelum hamil) disertai dengan adanya proteinuria >+1 pada usia kehamilan >20 minggu.

Referensi:
Moegni EM, Ocviyanti D [editor]. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan: Pedoman bagi tenaga kesehatan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.pp109-15.

Daftar Nomor Rekening PENIPU

 Beberapa kali hampir tertipu dg berbagai modus Online berikut nomor rekeningnya jadi Hati-hati ya BANK BNI A/N : ROBIATUL ADAWIYAH, NO. REK...