Untuk mahasiswa tingkat akhir tentu sudah tidak jarang
mendengar istilah tugas akhir atau skripsi yang menjadi salahsatu syarat bisa
wisuda. Senin 17 Oktober 2016 lalu adalah hari dimana aku dan teman sekelompok
mempresentasikan hasil laporan penelitian kepada 2 penguji yang terdiri dari
pembimbing penelitian dan penguji.
Sebelum waktu presentasi tidak bisa dibohongi bahwa ada rasa
deg degan, grogi, panas dingin dsb yaaa namanya juga mau ujian, wajarlah
seperti itu, hingga akhirnya kami berempat berhasil menyelesaikan penulisan
laporan skripsi dan dinyatakan lulus dengan beberapa revisi.
Foto diatas diambil saat waktu menjelang magrib atau bahkan
sudah masuk waktu magrib sepertinya, ya bagaimana lagi ujian dilaksanakan mulai
15.30 untuk 4 presentasi + pertanyaan memakan waktu hingga sore hari. Yah gak
bisa foto di depan gedung fkui dong, sudah gelap. Alhamdulilah ada teman
sejawat kita yang baik hati yang mau meluangkan waktunya untuk datang di hari
sidang kami dan mau membantu mendokumentasikannya (makasih ai)
Kita juga berfoto dengan beberapa teman-teman satu angkatan
yang sudah mau menunggu kami selesai sidang hingga sore hari begini,
Namun dibalik kemeriahan selebrasi selesainya sidang hari
itu ada beberapa perjuangan yang memang tidak mudah dilewati. Butuh perjuangan,
niat, waktu, tenaga, biaya dan lain sebagainya.
Penelitian kita dilakukan di daerah bojonggede yaitu di
panti wreda dan di rumah dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner yang
ada. Total orang yang kita wawancarai ada sekitar lebih dari 100 dan itu kita
mendatangi satu demi satu lansia dan mewawancarainya.
Untungnya kami memiliki pembimbing yang sangat baik yaitu
dokter trevino. Beliau adalah dosen dari departemen IKK FKUI dan beliaulah yang
telah mengantarkan kami hingga dalam tahap ini, tentunya dengan bantuan pihak
lain juga yang membantu seperti pak im, bu voni, bu iyah serta pihak lain yang
turut membantu kami.
Ada banyak cerita pengalaman serta kesan selama kami
melakukan proses penelitian ini, kami bertemu langsung dengan lansia, mencoba
untuk membuat kontak secara baik untuk bisa melakukan wawancara serta dari situ
kita mendapatkan gambaran bagaimana kehidupan ini dari kacamata mereka.
OMA, OPA, NENEK, KAKEK itulah sapaan kami pada lansia yang
kami wawancarai, ketika mereka tersenyum kami ikut bahagia. Obrolan kecil yang
kami lakukan ternyata menjadi sesuatu yang besar bagi mereka, mereka terlihat
bahagia. Kehadiran kami ke tempat tinggal mereka juga disambut dengan baik dan
hangat. Bahkan berkali – kali mereka mengucapkan terimakasih padahal disana
kamilah yang merasa mengucapkan terimakasih lebih banyak.
Perjalanan depok bojonggede bukan jarak yang dekat, kita
perlu naik krl dilanjutkan naik kendaraan umum dan disana juga masih lanjut
naik ojek untuk menuju daerah tempat kita melakukan wawancara.
Lelah iya, capek pasti, tapi kami menikmati prosesnya.
Jalan menuju lokasi wawancara yang ketika kita naik
kendaraan umum itu rasanya sepeti naik rolercoaster di dufan, dan ini lebih
murah heheh, di perjalanan juga kita menghidupakan semangat dan suasana di
antara kita berempat dengan candaan sederhana namun itu memacu semangat kita
untuk melanjutkan perjalanan.
Beberpa weekend kita dihabiskan untuk datang ke lokasi
wawancara, beberapa dokumentasi juga kami abadikan hingga kami membuat akun
instagram @lansia.sehat ya disitu kami post dokumentasi serta info sehat
mengenai lansia
Ayi, Novi, Devi, 3 orang yang senantiasa selalu memberi
semangat dan motivasi ketika aku mulai merasa jenuh. Kami saling menyemangati, membantu dan semua itu kami lakukan bersama. Hingga seakan
muncul suatu ikatan baru yang lebih erat diantara kita lebih dari sebelumnya. Melalui
masa perjuangan menyelesaikan skripsi bersama semakin mempererat kebersamaan
kita, kita bisa lebih mengenal satu sama lain. Konflik internal mungkin ada
namun itu hanya berlalu begitu saja tidak menjadi masalah besar karena kami
tahu bahwa kita saling membutuhkan.
Alhamdulilah